berjutapena.or.id — Jelang Konferensi Cabang (Konfercab) IPNU XXIII – IPPNU XIII Kabupaten Situbondo, nama Harizah Fatahillah menjadi salah satu figur muda yang ramai diperbincangkan. Muda, energik, dan penuh visi, Hariz—yang kini menjabat Ketua PAC IPNU Asembagus—menyatakan kesiapan lahir batin untuk melangkah ke jenjang kepemimpinan yang lebih tinggi di tubuh IPNU Situbondo.
Pria kelahiran 26 April 2001 asal Kampung Penjalinan, Desa Kedunglo itu bukanlah sosok baru dalam dunia keorganisasian. Perjalanan panjangnya dimulai sejak di bangku SMP, menjabat di OSIS hingga menguat di basis-basis akar rumput IPNU. Mulai dari Wakil Ketua PR IPNU Kedunglo, Ketua Karang Taruna desa, Bendahara Remaja Masjid Baitul Mukminin, hingga kini dipercaya sebagai Ketua PAC IPNU Asembagus Masa Khidmat 2025–2027.
Menanggapi pertanyaan seputar kematangannya memimpin di level cabang, Hariz menjawab tegas namun tetap merendah.
“Menurut saya, ini soal kesiapan dan mentalitas. Banyak kader yang lebih lama di cabang, tapi sekarang mereka punya kesibukan lain atau sudah aktif di wilayah. Dengan dukungan rekan-rekan dan alumni, serta rekam jejak yang saya bawa dari ranting hingga PAC, saya percaya diri menerima amanah ini. Tugas saya adalah memantaskan diri,” ujarnya.
Meski lonjakannya dari PR ke PAC lalu mencalonkan ke PC terlihat cepat, Hariz menyebut langkah itu bukan euforia sesaat, melainkan hasil proses yang matang.
“Saya menjabat PJ Ketua PAC selama empat bulan, lalu lanjut sebagai Ketua PAC. Waktu kami memang singkat, tapi saya dan pengurus PAC membuktikan bahwa kami serius membangun IPNU di Asembagus. Kami membentuk ranting di seluruh desa, menyatukan visi dan strategi kaderisasi dari bawah. Di situlah saya belajar memimpin secara utuh,” jelasnya.
Langkah Nyata 100 Hari Pertama
Jika terpilih sebagai Ketua PC IPNU Situbondo, Hariz telah menyiapkan langkah-langkah konkret dalam 100 hari pertama kepemimpinannya:
1. Menyusun struktur kepengurusan yang solid dan representatif, agar setiap zona memiliki perwakilan yang kuat.
2. Membangun kerangka berpikir organisasi melalui forum-forum diskusi dan musyawarah konseptual.
3. Melakukan meet-up pengurus cabang dan PAC di berbagai zona untuk membangun chemistry dan pemetaan kekuatan.
4. Menggelar upgrading pengurus, baik dari sisi manajerial maupun ideologis.
5. Melaksanakan Rapat Kerja (RAKER) sebagai penentu arah kebijakan organisasi selama satu tahun ke depan.
Empat Pilar Konsep Gagasan
Mengusung jargon: “Rebranding Identity, Rebuilding Strength, Reupgrading Skills, Revitalizing Action!”, Hariz membawa konsep 4R sebagai motor penggerak gerakan IPNU Situbondo ke depan:
1. Rebranding (Menciptakan Citra Baru): Membangun citra organisasi yang modern*, inklusif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
2. Rebuilding (Membangun Kembali): Memperkuat struktur dan semangat kader sebagai fondasi gerakan pelajar.
3. Reupgrading (Meningkatkan Kualitas): Memberikan pelatihan berbasis kebutuhan zaman agar kader siap bersaing dan berdaya saing tinggi.
4. Revitalizing (Menghidupkan Kembali): Menggiatkan partisipasi kader di berbagai aspek kehidupan sosial, keagamaan, dan pendidikan.
Dengan bekal pendidikan dari SMK Nuril Asror dan pengalaman mengikuti berbagai jenjang kaderisasi mulai dari Makesta (2017, 2018), Lakmud (2023), hingga Lakut di PW IPNU DIY (2025), Harizah Fatahillah tampil sebagai sosok muda yang matang dalam visi dan bergerak bersama realitas.
Namun baginya, semua capaian itu belum cukup. Dalam nada yang tulus dan reflektif, Hariz menutup perbincangan dengan sebuah pernyataan yang menggambarkan jiwanya sebagai pelajar sejati.
“Dengan bekal saya di ranting, kemudian di PAC dan PC, saya rasa itu masih kurang cukup. Bahkan ketika menjadi pemimpin nanti, saya harus terus belajar. Ini sesuatu yang jauh lebih besar. Saya ingin menjadi pemimpin yang menguatkan, menghidupkan, dan menyatukan IPNU Situbondo.”
Pewarta : Rekan Kholilurrahman
Editor: Rekan Robet
Leave a Reply