berjutapena.or.id – Situbondo, Pada Kamis, 19 September 2024, Push Rank Kaderisasi #7 sukses terlaksana di basecamp Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Situbondo. Acara ini menghadirkan Ahmad Muhsin, Instruktur Nasional Pimpinan Pusat (PP) IPNU asal Situbondo, sebagai narasumber utama. Dalam kesempatan tersebut, Ahmad Muhsin memberikan pandangan mendalam mengenai berbagai konsep penting dalam psikologi dan kaderisasi yang bertujuan untuk memperkuat kualitas para kader. Kamis, (19/09/2024)
Salah satu konsep yang ditekankan adalah magnitude psikologis, yaitu kekuatan kata yang membawa rasa mendalam dalam komunikasi. Ungkapan seperti “Ojo banter, tibobuk antem” atau dalam terjemahannya “Pelan-pelan, ingat Anda belum tiba,” disampaikan sebagai contoh bagaimana kata-kata dapat mempengaruhi psikologis kader dalam proses kaderisasi.
Selain itu, Ahmad Muhsin juga membahas dua pendekatan psikologi, yaitu psikologi tradisional akademik yang berfokus pada gangguan klinis, dan psikologi modern yang menitikberatkan pada antecedent, atau alasan di balik setiap perilaku individu. Pendekatan ini mengajarkan bahwa memahami latar belakang perilaku kader sangat penting dalam memberikan pembinaan yang lebih efektif.
Dalam dunia inspel (inspeksi pelatihan), peserta diingatkan untuk selalu menjaga profesionalisme dalam setiap situasi. Kunci keberhasilan kaderisasi adalah mencapai kondisi efektif, berorientasi pada tujuan, dan efisien, yang menitikberatkan pada penggunaan waktu dan tenaga secara optimal.
Ahmad Muhsin juga menyoroti fenomena bonus demografi yang diprediksi akan terjadi di Indonesia pada tahun 2045, di mana usia produktif antara 25 hingga 40 tahun akan mendominasi populasi. Namun, dia juga memperingatkan tentang tantangan aging population, atau menua-nya populasi, yang harus diantisipasi. Hal ini membutuhkan kader yang tidak hanya cerdas, tetapi juga adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Para peserta didorong untuk menyelesaikan kaderisasi dengan baik. Ahmad Muhsin menekankan bahwa penerapan harus mencapai 90% sebelum melanjutkan ke tahap pengembangan. Selain itu, pembaruan terus menerus diperlukan untuk menjaga relevansi dan kualitas proses kaderisasi.
Konsep legacy atau warisan juga menjadi topik utama. Ahmad Muhsin menegaskan bahwa setiap kader harus memahami peran dan tanggungjawabnya, tidak hanya berfokus pada jabatan, tetapi juga menjalankan amanah dengan baik hingga akhir. “Kita bisa dituruti jika kita bisa diteladani,” pesan Ahmad Muhsin kepada para peserta.
Peserta juga diingatkan untuk memanfaatkan masa muda dengan baik, menginvestasikan waktu dan tenaga dalam peningkatan kualitas diri. Mengutip Imam Syafi’i, Ahmad Muhsin berkata, “Kalau kita tidak bisa menahan perihnya belajar, maka kita harus kuat menahan perihnya kebodohan.”
Sebagai instruktur nasional, Ahmad Muhsin juga menegaskan bahwa landasan teori hanya berkontribusi sebesar 30%, sedangkan 70% lainnya berasal dari landasan empiris, yaitu pengalaman langsung di lapangan.
Push Rank Kaderisasi #7 ini diakhiri dengan komitmen bersama untuk terus memperbarui dan memperkuat kualitas kaderisasi, memastikan bahwa setiap kader siap menjalankan perannya dengan amanah dan profesional.
Pewarta : M. Kholilur Rahman
Leave a Reply