Sayyidina ʿUmar ibn al-Khaṭṭāb: Pemimpin yang Ditakuti Langit, Dikenang Bumi

Keterangan gambar: Ilustrasi menampilkan Umar bin Khattab, khalifah kedua dalam sejarah Islam, berdiri di padang pasir Madinah dengan pakaian sederhana dan tongkat di tangan — simbol dari ketegasan, keadilan, dan kesederhanaannya sebagai pemimpin umat. (Ilustrasi dibuat oleh tim visual BerjutaPena.or.id)

1. Dari Kekerasan Jahiliyah Menuju Cahaya Iman

Nama lengkapnya adalah ʿUmar ibn al-Khaṭṭāb ibn Nufayl al-ʿAdawī al-Qurasyī, lahir di Makkah sekitar tahun 584 M, tiga belas tahun setelah kelahiran Rasulullah ﷺ. Ia berasal dari kabilah Quraisy, suku terhormat di Jazirah Arab yang dikenal sebagai penjaga Ka’bah. Sejak muda, ʿUmar terkenal dengan keberaniannya, kekuatan fisik, dan kepiawaian berdiplomasi dalam urusan suku.
Sumber: Britannica – Umar I | Alim.org – Pre-Islamic Period

Namun di balik ketegasan itu, ia dikenal keras menentang dakwah Nabi Muhammad ﷺ. Sebagaimana disebutkan dalam karya Sayyid Ali Asghar Razwy, ‘Umar pernah berangkat dengan pedang terhunus untuk membunuh Nabi, hingga akhirnya mendengar bacaan Al-Qur’an dari adiknya, Fāṭimah binti al-Khaṭṭāb.
Sumber: Al-Islam.org – Restatement of the History of Islam

Ayat yang menggetarkan hatinya adalah firman Allah dalam Surah Ṭāhā ayat 14:

اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ ۝١٤

innanî anallâhu lâ ilâha illâ ana fa‘budnî wa aqimish-shalâta lidzikrîSesungguhnya

Aku adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku dan tegakkanlah salat untuk mengingat-Ku.” (QS. Ṭāhā [20]: 14)

Mendengar ayat itu, ʿUmar tersungkur dalam tangis dan menyatakan keislamannya di hadapan Nabi ﷺ. Sejak saat itu, ia menjadi benteng kuat Islam di Makkah.
Sumber: MyIslam.org – Life Story of Umar ibn al-Khattab

2. Keislaman yang Mengubah Arah Dakwah

Masuk Islamnya ʿUmar menandai titik balik sejarah dakwah. Sebelum itu, kaum Muslimin beribadah secara sembunyi-sembunyi di rumah Arqam bin Abil Arqam. Namun setelah keislamannya, ia menantang Quraisy dengan berani shalat di hadapan Ka’bah. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Dengan masuk Islamnya ʿUmar, Allah meninggikan Islam; dan dengan hijrahnya, Allah meneguhkannya.”
(HR. al-Ḥākim, al-Mustadrak 3/90)
Sumber: Sunnah.com – al-Mustadrak 3/90

ʿUmar dikenal pula sebagai orang pertama yang mengusulkan azan untuk menyatukan panggilan shalat, sistem pencatatan administrasi pemerintahan, dan penetapan kalender Hijriah sebagai sistem resmi umat Islam.
Sumber: Wikipedia – Hijri Calendar Reform by Umar

3. Khalifah Kedua: Tegas, Adil, dan Rendah Hati

Setelah wafatnya Abū Bakr aṣ-Ṣiddīq ra. pada tahun 634 M, umat Islam sepakat mengangkat ʿUmar sebagai khalifah kedua. Masa kepemimpinannya berlangsung selama sepuluh tahun dan dianggap sebagai periode paling stabil dalam sejarah Khulafā’ur Rāsyidīn.
Sumber: IslamiCity – Umar Ibn al-Khattab: A World Leader

Beliau dikenal dengan gelar Al-Fārūq, “yang memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.” Di bawah kepemimpinannya, Islam meluas ke Persia, Syam, Mesir, dan Yerusalem. Namun, di tengah kemenangan militer besar itu, ʿUmar tetap hidup dalam kesederhanaan. Ia pernah berkata:

“Jika seekor keledai mati kelaparan di Irak, aku takut Allah akan menuntutku di hari kiamat.”
Sumber: Margate Masjid – Umar Ibn Al-Khattab Volume 1

ʿUmar sering berjalan sendiri di malam hari memeriksa rakyat tanpa pengawal, membawa tongkat dan sepotong roti. Kebijakannya dikenal transparan dan berpihak kepada kaum miskin.
Sumber: BiographyOnline – Umar Ibn Al-Khattab Biography

4. Keadilan yang Hidup di Hati Umat

Keadilan Sayyidina ʿUmar tidak berhenti pada hukum, tetapi juga pada moral dan hati nurani. Ia menegur anaknya sendiri yang menerima hadiah dari pejabat, karena dianggap menyalahgunakan kedudukan.
Sumber: IslamiCity – Justice of Umar

Kisah lain menyebutkan, ketika rakyat Madinah kelaparan, ʿUmar menunda distribusi zakat dan mengalihkan semua sumber daya negara untuk menyediakan makanan pokok.
Sumber: Encyclopedia of Islam – Umar’s Policies during Famine

Keadilan beliau menimbulkan rasa hormat bahkan dari non-Muslim. Sejarawan Kristen Bizantium, Michael the Syrian, menulis:

“Umar adalah pemimpin yang tidak mencari kemuliaan dunia. Ia berjalan tanpa penjaga, dan keadilannya membuat rakyatnya tidak takut kepadanya.”
Sumber: WorldHistory.org – Umar Biography

5. Wafatnya Sang Pemimpin Langit dan Bumi

ʿUmar wafat pada 26 Dzulhijjah 23 H (3 November 644 M), setelah ditikam oleh seorang budak Persia bernama Abu Lu’lu’ah al-Majusi ketika sedang memimpin salat Subuh di Masjid Nabawi.
Sumber: ResearchGate – Date Correction of Umar’s Death

Sebelum wafat, beliau membentuk dewan musyawarah beranggotakan enam sahabat terkemuka untuk menentukan penggantinya. Jenazahnya dimakamkan di samping Rasulullah ﷺ dan Abū Bakr aṣ-Ṣiddīq ra. di Masjid Nabawi, Madinah.
Sumber: Wikipedia – Umar Burial

Sayyidina ʿAlī ibn Abī Ṭālib ra. berkata tentangnya:

“Aku tak mengenal seorang pun setelah Rasulullah ﷺ yang lebih adil dan bijak daripada ʿUmar.”
Sumber: At-Ṭabarī – Tārīkh al-Rusul wa al-Mulūk, Vol. IV

6. Warisan Abadi: Kepemimpinan dan Keteguhan

Warisan terbesar ʿUmar bukan hanya wilayah yang luas, melainkan sistem pemerintahan yang berakhlak. Ia menanamkan prinsip bahwa kekuasaan adalah amanah, bukan kemewahan.
Sumber: IslamiCity – Governance of Umar

Beliau memperkenalkan model administrasi publik, sensus, pengawasan pasar (hisbah), dan perlindungan non-Muslim di bawah hukum Islam (Ahludz-Dzimmah). Banyak ahli sejarah menilai kebijakan ʿUmar sebagai cikal bakal sistem negara modern yang berkeadilan sosial.
Sumber: Margate Masjid – Umar Ibn Al-Khattab Volume 2

7. Refleksi: Ketika Keadilan Menjadi Rindu

Zaman ini rindu pada pemimpin seperti ʿUmar ibn al-Khaṭṭāb — yang menangis karena takut kepada Allah, bukan karena kehilangan jabatan. Ia adalah sosok yang berjalan sendirian di jalan malam Madinah, sementara langit menggigil menyebut namanya.

Dalam keadilan, ia teguh. Dalam kekuasaan, ia rendah hati. Dalam tanggung jawab, ia gentar pada Allah.

Dan sejarah menulis: ketika ʿUmar berjalan di bumi, setan pun mencari jalan lain.
Sumber: Hadis Riwayat Bukhari No. 3683

Referensi Lengkap:

  1. Britannica – Umar I
  2. Alim.org – Pre-Islamic Period
  3. Al-Islam.org – Restatement of History of Islam
  4. MyIslam.org – Life Story of Umar ibn al-Khattab
  5. IslamiCity – Umar Ibn al-Khattab: A World Leader
  6. Margate Masjid – Umar Ibn Al-Khattab Volume 1–2 (Dr. Ali Muhammad al-Sallabi)
  7. BiographyOnline – Umar Ibn Al-Khattab Biography
  8. ResearchGate – Date Correction of Umar’s Death
  9. WorldHistory.org – Umar Biography
  10. Hadis Shahih al-Bukhari No. 3683
  11. At-Ṭabarī – Tārīkh al-Rusul wa al-Mulūk, Vol. IV (Arabic Source)

Penulis: Muhammad Kholiur Rahman
Editor: Redaksi Berjuta Pena