berjutapena.or.id, – Situbondo, Gelaran Diskusi Publik dan Bedah Buletin yang bertajuk “Dilema Pemilu: Ikut Kyai atau Pilihan Sendiri?” sukses diadakan pada Ahad, (06/10/24) yang bertempat di Cafe Besuki Tempo Doeloe, Situbondo. Acara yang diselenggarakan oleh Berjuta Pena bekerja sama dengan Besuki Membaca ini mengundang antusiasme para pemuda dan tokoh masyarakat.
Acara dimulai dengan penyampaian dari Ahmad Firman A., penulis utama buletin Berjuta Pena. Ia mengupas gagasan-gagasan yang diangkat dalam buletin tersebut, terutama seputar dilema pemuda antara mengikuti kyai atau menentukan pilihan politik pribadi. Ia menggarisbawahi pentingnya literasi politik di kalangan pemuda agar tidak mudah terpengaruh oleh tekanan sosial.
Selain itu, H. Hambali yang merupakan Pemantik pertama pada diskusi itu menekankan bahwa literasi bukan hanya soal membaca teks, tetapi juga memahami konteks sosial dan politik. “Bangsa kita harus lebih gemar membaca, baik teks maupun konteks, agar mampu mengambil keputusan yang tepat di berbagai aspek, termasuk politik,” jelasnya.
Disisi lain Pemantik kedua, Fathorrahman yang menggantikan H. Yiyin karena berhalangan hadir, menyampaikan materi tentang peran pemuda dalam menjaga integritas di tengah dinamika politik lokal. Ia memberikan perspektif bagaimana pemuda dapat mengambil sikap yang mandiri, meski dalam banyak kasus terpengaruh oleh tokoh agama atau budaya.
Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Kiai Haiz Besuki. Diskusi ini tidak hanya membuka wawasan baru bagi para peserta, tetapi juga menjadi momentum penting untuk meningkatkan literasi politik di kalangan pemuda Situbondo.
Hadir pula dalam diskusi tersebut, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Situbondo, Rekan Avini Maulana, Ketua PC Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Situbondo, Rekanita Kanzul Athiyah, Penanggung Jawab Sementara (PJS) Ketua Besuki Membaca serta di pantai oleh Bawaslu dan Polsek setempat.
Leave a Reply