Heri Hendrianto: Kaderisasi IPNU Situbondo Perlu Didorong Lewat Literasi dan Sinergi

Berjutapena.or.id, Situbondo – Wakil Ketua II Bidang Kaderisasi PC IPNU Situbondo, Heri Hendrianto, menegaskan bahwa ruh organisasi IPNU terletak pada kaderisasi. Ia menilai, lemahnya militansi dan kurangnya literasi menjadi penyebab utama menurunnya kualitas kader dalam beberapa periode terakhir. (Sabtu, 25/10/2025).

Menurut Heri, masa transisi kepemimpinan menjadi titik krusial bagi organisasi. “Pada periode sebelumnya, kaderisasi cenderung berjalan secara formal saja. Sedangkan aspek nonformal dan informalnya belum digarap dengan serius,” ujarnya.

Kondisi itu diperparah oleh kurangnya kader militan pascakonferensi cabang yang menyebabkan stagnasi di zona kaderisasi.

Ia menilai, minimnya literasi menjadi akar dari lemahnya pemahaman kader terhadap nilai-nilai organisasi.

“Banyak kader yang terjun ke akar rumput tanpa memahami betul apa itu IPNU. Mereka sering bertanya, ‘apa manfaat masuk IPNU?’ tapi pengurus sendiri tidak siap menjawab dengan dasar yang kuat,” ungkapnya.

Karena itu, Heri mendorong agar literasi dijadikan syarat wajib bagi setiap instruktur dan pelatih.

“Seorang pelatih harus punya wawasan luas. Literasi itu yang nanti berhubungan langsung dengan kemampuan analisa diri dan public speaking,” jelasnya.

Selain literasi, ia juga menyoroti pentingnya sinergi antar departemen di tubuh organisasi. Tiga bidang utama — kaderisasi, dakwah, dan jaringan sekolah pesantren — menurutnya harus berjalan beriringan.

“Kalau tiga bidang itu solid, kaderisasi akan hidup di bawah. Ranting dan komisariat akan ikut bergerak,” tegasnya.

Heri menambahkan, masa kepemimpinan Harizah Fatahillah saat ini lebih terstruktur karena berangkat dari kesadaran kolektif untuk memperbaiki kesalahan masa lalu.

“Kami sadar, di periode sebelumnya banyak masalah internal yang tidak selesai. Sekarang, kita menebus dosa itu dengan membangun sistem kaderisasi yang lebih rapi dan terukur,” ujarnya.

Sebagai penutup, Heri berharap PC IPNU Situbondo mampu menjadi wadah nyata bagi kader di semua tingkatan.

“Harapan saya, cabang bisa benar-benar mewadahi kebutuhan kader dan pimpinan di bawah. Jangan sampai kader merasa diberi harapan palsu oleh cabang sendiri,” pungkasnya.

(Penulis: Lil / Editor: Tim Berjutapena)