Bandara Kyai As’ad Mulai Dibangun Di Banongan Asembagus, Situbondo Menata Harapan Baru

Berjutapena.or.id — Pembangunan Bandara Kyai As’ad Syamsul Arifin (KASA) di kawasan Pantai Banongan, Desa Wringin Anom, Kecamatan Asembagus, resmi dimulai. Kabar ini menjadi angin segar bagi masyarakat Situbondo yang sejak lama menunggu hadirnya fasilitas transportasi udara di wilayah “Kota Santri”.

Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo atau Mas Rio, membagikan kabar tersebut lewat unggahan Facebooknya yang ramai dibicarakan warganet. “Mohon doa kelancaran dan keberkahan Bandara Kyai As’ad Syamsul Arifin sudah mulai dibangun,” tulisnya pada Rabu, (26/11/25). Ucapan itu sederhana, namun cukup menggambarkan harapan yang disandarkan banyak pihak pada proyek besar ini.

Pemeeintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo sebelumnya menghibahkan lahan seluas 306 hektare kepada Kementerian Pertahanan sebagai lokasi pembangunan bandara dan fasilitas pertahanan negara. Sebagai kompensasi, Situbondo menerima lahan pengganti seluas 350 hektare di kawasan Wisata Bahari Pasir Putih. Proses hibah itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepakatan antara Mas Rio dan Brigjen TNI Dwi Hariyono pada 12 November di Pendopo Kabupaten.

Dalam kunjungannya ke Kementerian Pertahanan beberapa waktu lalu, Mas Rio turut mengusulkan penambahan panjang runway bandara menjadi 2.500 meter dari rencana awal 2.000 meter. “Alhamdulillah disetujui,” katanya. Ia menjelaskan bahwa runway sepanjang itu diperlukan agar pesawat komersial berbadan besar seperti Airbus atau Boeing dapat mendarat di Situbondo. “Kalau pesawat besar bisa beroperasi, maka umrah dan haji bisa terbang dari Situbondo,” tambahnya.

Kabar pembangunan bandara juga mendapat respons dari Sekretaris Jenderal Majelis Keluarga Pesantren Sidogiri, Dwy Sadoellah. Ia menuliskan pandangannya tentang makna pembangunan ini secara lebih luas. “Sebab sebuah bandara bukan hanya bangunan; ia adalah pintu perjalanan, simpul pertemuan, dan jembatan yang menghubungkan satu daerah dengan dunia yang lebih luas,” tulisnya melalui akun media sosialnya pada Rabu, (26/11/25).

Mas Dwysa sapaan akrabnya juga menyebut penyematan nama Kyai As’ad Syamsul Arifin membawa pesan tersendiri. “Seolah ada pesan bahwa pembangunan tak harus jauh dari jejak para guru. Bahwa kemajuan bisa tetap membawa aroma adab, sejarah, dan doa,” ungkapnya. Ia berharap keberkahan bandara ini meluas, “dari pekerja yang memasang besi hingga penumpang yang suatu hari nanti mengucap doa sebelum terbang.”

Pemerintah daerah berencana menggelar pengajian dan tasyakuran pada 5 Desember 2025 di lokasi pembangunan bandara sebagai bentuk syukur atas dimulainya proyek ini. Dua pesantren, yakni Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo dan Pesantren Wali Songo, dijadwalkan hadir memberikan doa dan restu.

Dengan dimulainya pembangunan Bandara Kyai As’ad Syamsul Arifin, Situbondo memasuki fase baru. Sebuah ikhtiar panjang untuk membuka pintu mobilitas yang lebih luas, sembari tetap menjaga nilai-nilai adab, sejarah, dan spiritualitas yang menjadi identitas kota ini.

Muhammad Robet Asraria Soma
Santri Tulen