Harta, Tahta, Wanita: Bukan Sekadar Cobaan, tapi Realitas Kehidupan

berjutapena.or.id,- Setiap orang punya ujiannya masing-masing. Namun, tak semua mampu menyadari dan menyelesaikannya. Hidup selalu mengajarkan kita untuk berproses—bukan sekadar tumbuh, tapi juga berpikir dan berusaha menjadi lebih baik.

Dari sekian banyak cobaan hidup, ada tiga hal yang kerap menjadi penghalang seorang laki-laki untuk berproses menuju kebaikan: harta, tahta, dan wanita.

Harta, misalnya. Ia adalah ujian yang melekat pada setiap manusia. Sebab manusia diciptakan dengan dua hal mendasar: akal dan hawa nafsu. Nafsu tidak melulu soal perempuan, tapi juga ambisi untuk memiliki segalanya. Kadang kita mengira hidup tak bisa berjalan tanpa harta, padahal itu hanya ilusi yang kita ciptakan sendiri. Uang, emas, dan benda-benda berharga hanyalah hasil kesepakatan sosial. Seandainya daun atau batu dianggap bernilai, mungkin kita akan saling berebut dua hal itu.

Lalu tahta. Ia berkaitan dengan nafsu untuk menggapai impian. Tahta memang tampak manis, namun di baliknya tersimpan pahitnya tanggung jawab. Tidak semua orang ingin memiliki jabatan, tapi setiap insan pasti punya cita-cita dan keinginan untuk diakui. Di sinilah letak ujian itu: apakah kita mengejar tahta semata-mata demi kedudukan, atau karena ingin berproses menuju kemuliaan? Sebab dalam mengejar tahta, kita tak bisa hanya menikmati hasil tanpa menjalani proses panjang dan getir di baliknya.

Dan terakhir, wanita. Bagi laki-laki, ini sering menjadi ujian terbesar. Salah memilih bisa menjadi penghalang, tapi banyak pula yang justru sukses karena sosok wanita yang mendampingi. Maka, ini bukan sekadar soal siapa yang dipilih, melainkan bagaimana kita siap menghadapi segala konsekuensinya.

Menjadi laki-laki berarti siap menjadi pemeran utama dalam kehidupannya sendiri. Ia harus mampu berproses, menata diri, dan terus belajar. Setiap orang punya jalannya masing-masing, tapi pada akhirnya semua berproses untuk satu tujuan: menjadi manusia yang lebih baik di masa depan.

Hidup memang pahit, penuh masalah, dan sering kali tak berjalan sesuai harapan. Namun berhenti bukanlah pilihan. Banyak orang sukses bukan karena hidupnya mudah, tetapi karena mereka sudah jauh melangkah menghadapi gejolak batin, menikmati pahit-getirnya perjalanan, dan tetap berproses dengan sabar.

Selamat berproses—untuk kita semua yang masih percaya bahwa kesuksesan adalah hasil dari perjuangan, bukan keberuntungan.

Muhammad Robet Asraria Soma
Santri Tulen