berjutapena.or.id,- Sayyidina Umar yang merupakan khalifah Rasulullah saw. Beliau terkenal sebagai sosok yang sangat pemberani dan tegas. Dalam kepemimpinan menjadi seorang khalifah, beliau pernah dihadapkan satu persoalan, yakni percekcokan antara seorang anak dan bapaknya. Berikut kisahnya sebagaimana dikutip dari kitab Syarah Al-Yaqut An-Nafis, karya Syaikh Muhammad bin Ahmad Asy-Syathiri:
Kisah Seorang Anak dan Bapaknya
Pernah suatu hari Sayyidina Umar bin Khattab didatangi seorang ayah yang mengeluhkan kenakalan anakanya. Mendengar keluhan sang ayah, lalu Sayyidina Umar memarahi sang anak.
Setelah itu, sang anak bertanya kepada Sayyidina Umar, “Saya tahu tugas saya (sebagai anak) terhadap ayah saya, lalu apakah tugas seorang ayah terhadap anaknya?”
Lalu, Sayyidina Umar menjawab, “Ya, ayahmu harus memilih ibu yang baik untukmu, memberimu nama yang baik, dan mengajarkanmu Alquran.”
Mendengar jawaban beliau, sang anak lalu berkata, “Wahai Amirul Mukminin, ayahku tidak memilih pasangan yang baik. Ibuku adalah wanita negro yang dibeli dari orang Majusi. Dan ayahku tidak memberiku nama yang baik, ayahku memberiku nama Ju’al (Kumbang). Dan ayahku juga tidak mengajariku Alquran.”
Mendengar laporan dari sang anak, Sayyidina Umar spontan melihat ke arah sang ayah dan memarahinya, “Apa seperti ini engkau memperlakukan anakmu? Kaulah orang tua yang zalim.”
Apa Hikmahnya?
Dari kisah tersebut dapat diambil dua hikmah penting. Pertama, penentu tindakan seorang anak semua tergantung pada orang tua. Tindakan atau sikap seorang anak akan dipastikan baik jika orang tua benar mendidiknya. Kedua, dari kisah tersebut juga penting kita mengambil hikmah bahwa sosok ayahlah yang memiliki peran penting dalam memberikan nama yang bagus untuk sang anak. Kendatipun, ada perbedaan pandangan antara sosok ayah dan sosok ibu, tetap yang dimenangkan adalah sosok ayah. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah, juz 11, halaman 328:
أن الأب أولى بها من الأم, فإن إختلف الأبوان في التسمية فيقدم الأب.
Artinya: “Sesungguhnya ayah lebih daripada ibu dalam memberikan nama bagi anaknya, jika keduanya berbeda pandangan, maka ayah dimenangkan (tetap memberikan nama yang baik untuk anaknya).”
Demikian kisah sekaligus hikmah dari pengaduan seorang ayah kepada Khalifah Umar perihal kenakalan sang anak. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.
Leave a Reply